Pekanbaru, 15 Desember 2025 –
Dalam langkah proaktif menjaga iklim pendidikan yang aman dan mendukung, SMA
Babussalam Pekanbaru menggelar seminar pembekalan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan bertajuk antisipasi praktik bullying di kalangan santri. Acara
yang berlangsung pada Senin (15/12) ini di Laboratorium Multimedia sekolah itu
menjadi panggung inspiratif bagi para pengajar untuk memperkuat peran mereka
sebagai pelindung masa depan generasi muda.

Kepala SMA Babussalam Pekanbaru,
Ustadz Salahuddin, S.Ag., M.Pd., Gr., C.GI., membuka seminar dengan pesan penuh
keyakinan. "Seminar ini dirancang untuk membekali para pendidik dan tenaga
kependidikan dengan pengetahuan serta keterampilan dalam membimbing, mengawasi,
dan mencegah praktik bullying di kalangan santri," ujarnya. Menurut Ustadz
Salahuddin, bullying bukan sekadar masalah perilaku sesama, melainkan ancaman
serius yang bisa merusak fondasi psikologis santri sebagai penerus bangsa. "Jika
tidak diantisipasi sejak dini, dampaknya akan berakibat buruk bagi masa depan
mereka, mulai dari trauma berkepanjangan hingga hilangnya potensi
kepemimpinan," tambahnya, sambil menekankan pentingnya pendekatan holistik
berbasis nilai-nilai Islam dan ilmu pengetahuan modern.

Mengisi kesempatan tersebut,
seminar menghadirkan pemateri handal, Hj. Aida Malikha, S.Psi., M.Si., Psikolog
dan Direktur Humanika Psychology Center Pekanbaru. Dengan pengalaman luas di
bidang psikologi pendidikan, Ibu Aida menyampaikan materi mendalam tentang
deteksi dini bullying, strategi intervensi empati, serta pembangunan budaya
sekolah anti-kekerasan. "Pendidik adalah garda terdepan dalam menciptakan
lingkungan belajar yang harmonis, di mana setiap santri merasa dihargai dan
aman untuk berkembang," pesannya yang langsung diapresiasi para peserta.

Acara ini tidak hanya menyentuh
aspek teoritis, tapi juga memicu diskusi interaktif yang membangkitkan semangat
kolaboratif. Para pendidik SMA Babussalam, yang berlatar belakang pendidikan,
berjanji menerapkan ilmu baru ini dalam rutinitas harian, mulai dari pengawasan
asrama hingga kegiatan ekstrakurikuler. Langkah ini mencerminkan komitmen SMA
Babussalam Pekanbaru sebagai lembaga pendidikan berbasis pesantren yang
visioner, siap melahirkan santri tangguh dan berakhlak mulia.

Dengan demikian, seminar ini menjadi mercusuar harapan, menginspirasi bahwa pencegahan bullying adalah investasi mulia untuk bangsa yang lebih inklusif dan berprestasi (*)