Pada hari sabtu tanggal 07 Desember 2024 SMA Babussalam Pekanbaru mengadakan seminar dengan tema: “Bahaya Perundungan/ Bullying dan Dampaknya terhadap Psikologis dan Masa Depan Generasi Bangsa”. Dasar pemikiran pengambilan tema ini adalah: Pertama Sekolah berupaya untuk melakukan Preventif praktik bullying di kalangan santri, karena kalau kita lihat dan baca dari berbagai sumber bahwa praktik bullying sudah banyak terjadi di sejumlah sekolah di Indonesia. Ketika praktik ini terjadi maka bisa berdampak fatal kepada perkembangan Psikologis generasi bangsa bahkan juga mengancam masa depan mereka. Kedua Untuk menyempurnakan nilai raport pendidikan tahun 2024 dari keenam item penilaian yaitu Kemampuan Literasi, Numerasi, Keamanan, Kebinekaan, Kualitas Pembelajaran dan Karakter Murid. Alhamdulillah semuanya sudah berwarna hijau dan berpredikat “Baik” dan ini diambil dari hasil Asesmen Nasional (AN) tahun 2023, namun diantara keenam item itu yaitu Karakter Murid supaya lebih ditingkatkan. Rekomendasi yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI adalah salah satunya mengadakan seminar untuk siswa dan guru terkait praktik perundungan/bullying. Ketiga Pihak Yayasan menekankan supaya sekolah mengundang seorang pakar dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan untuk memberikan pencerahan dan ilmu pengetahuan di kalangan majlis guru, karyawan dan santri minimal satu kali dalam satu semester. Dari ketiga dasar pemikiran itulah sekolah mengangkat sebuah seminar dengan tema: “Bahaya Perundungan/Bullying dan Dampaknya terhadap Psikologis dan Masa Depan Generasi Bangsa” dengan menghadirkan seorang dosen dan guru besar Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau, Prof. Dr. Amirah Diniaty, M.Pd., Kons. Dijelaskan oleh Ustadz Salahuddin, S.Ag., M.Pd selaku kepala sekolah SMA Babussalam Pekanbaru (*)
Pada sesi pertama diperuntukkan kepada seluruh santri. Dalam paparannya narasumber memulai dengan menampilkan gambar pembulliyan melalui slide dan santri deberikan secarik kertas kemudian santri disuruh mengamati gambar tersebut dan melakukan aksi terhadap kertas yang ada di tangannya, maka saat itu juga kertas itu diremas dan dihancurkan oleh semua santri, kemuadian beberapa orang santri dipanggil ke depan untuk menjelaskan mengapa mereka meremukkan kertas yang ada di genggamannya, mereka menjawab dengan kata-kata yang sama, adalah mereka geram dan tidak suka dengan orang yang melakukan pembulliyan tersebut. Dari data ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan di kalangan santri tidak ada yang suka dengan praktik perundungan. Kemudian lebih lanjut narasumber mejelaskan jenis-jenis perundungan dan dampak yang dimunculkan, yang pasti semuanya itu secara agama juga dilarang keras dan berakibat dosa besar.
Pada sesi Kedua diperuntukkan kepada majlis guru, pembina Asrama dan karyawan. Pada sesi ini materi lebih diarahkan kepada diskusi terkait masalah-masalah perundungan yang mungkin akan terjadi di kalangan santri. Intinya Guru, Pembina Asrama dan karyawan lebih jeli melihat bibit-bibit pembulliyan di kalangan santri dan secepatnya melakukan antisipasi dan menyelesaian sedini mungkin.
Terakhir Ustadz Salahuddin mengharapkan dengan adanya seminar ini, seluruh santri SMA Babussalam Pekanbaru terbebas dari praktik Bullying, bisa belajar di sekolah dan tinggal di Asrama dengan tenang, berprestasi baik serta unggul dalam berbagai hal, menjadi santri yang “Beriman, Berilmu, Beramal dan Berakhlak Mulia” sesuai dengan motto Pondok Pesantren Babussalam.